Selasa, 03 Februari 2015

Persahabatan Caca dan Alma
Oleh: Andi Rustiandi
Nim: 2011070053
Natasha rizki itu namaku, sebutan saya sehari-hari adalah caca, sekarang saya tinggal di kelas delapan tepat nya di SMPN 14 Tasikmalaya, saya satu bangku dengan Alma. Dari kelas tujuh kita sudah satu kelas, duduknya pun selalu bersama, olehkarna itu Alma sudah tahu dengan sifat saya dan juga sebaliknya sayapun mengetahui watak Alma.
Cuek , jutek!! Itu sebutan teman-teman  ke saya, waktu itu pada saat elajaran matematika, yapz! Itu adalah peajaran pavorit saya sejak kelas lima SD.saking asyiknya mengerjakan matematikas saya menghiraukan alma yang bertanya pada saya.
“ca, kalo rumus lingkaran itu seperti ini bukan?” Tanyanya Alma pada saya yang sedng asyik mengerjakan soal matematika.
“ca, kaya gini bukan sih? Tanya kesel
“pikir aja sendiri! “ jawab saya dengan wajah sinis.
“ya allah Cuma nanya aja sampe sinis gitu jawabnya” jawab Alma denga jengkel.
“lagian lagi saya belaja”  jawab saya dengan sinis
“biasa aja kali caa! Jawab alma dengan kesal,
Saya kesal dengan omongan alma, lalu saya lanjutkan belajar matematika sambil menahan emosi,. Setengah jam kemudian bel berbunyi pertanda waktunya istirhat, saya duduk sambil mengharapkan ada yang mengajak jajan,
“heh ca, ngelamun aja, jajan yu? Ajak lani ke saya.
“eh alah hayu! Jawab saya pada lani, saya meninggalkan alma duduk sendiri di kelas.
Pada saat di kantin saya membeli air mineral dan makan bakso,lani pun sama, pada saat saya makan bakso dengan lahapnya lali lani bertamya .
“ca, tadi kamu sama alma cekcok ya? Taya lani
“ya biasalah, sahat tug a selalu lurus, pasti ada tukungannya.” Jawab saya dengan wajah sedih
“emang masalahnya apa sih?”  Tanya nya seperti wartawan,
“biasalaah, masalah kecil jadi gede’ jawa saya singkat.
“OOOh” ucapan paham
Pulang dari sekolah alma dengan saya hanya berdiam, tidak saling bertanya satu sama lain, teman yang berada di angkot pun heran, karna biasanya saya dengan alma itu paling ramai, sedangkan sekarang hanya berdiam.
“assalamualaikum,  ucap saya setibanya di rumah .
“waalaikumsalam” ganti baju dulu abis itu makan, jawab ibu saya.
“iya, jawab saya dengan nurutnya. ,
Sesudah makan, saya duduk sambil main hape . tangan saya sudah lihai memainkan hape sampai tertuju pada aplikasi facebook.
“mending facebookan aaah’ saya berbicara dalam hati.
Di facebook saya  melihat beranda, osan melihat beranda saya menulis status yang tadi kejadian di kelas “ maafkan aku sahabat, aku hanya mahluk tuhan yag tidak sempurna, jika saya ada salah-salah kata, tolong di maafkan” setelah itu saya bagikan di beranda.
Keesokan harinya saya berangkat ke sekolah lebih awal, sesampainya di depan kelas, saya berhenti  sejenak, saya melihat di dalam kelas taya sudah melihat Alma! Di sedang merapihkan kerudungnya.
“aduuuuuh… gimana ini? Masuk gay a? saya jadi bimbang, dan memutuskan untuk masuk kelas.
“assalamualaikum, eh ada Alma. Sudah lama? Sapa saya dengan ramah.
“waalaikumsalam”  ia nih,,  dari tadi say amah.jawabnya ramah.
Setengah jam seterusnya kelas sudah mulai ramai, bel pun sudah berbunyi pertanda sudah di mulai kegiatan belajar. Guru pun masuk kelas dengan salam, lalu bertanya.
 “apa kalian sudah siap ulangan? Tanya guru
“ siap buu’ jawab kami dengan serentak
“Ya sudah keluarkan kertas selembar,  buku bahasa sunda nya jangan lupa di kumpulkan.. ucap bu guru
Pada saat saya ingin mempersiapkan alat tulis saya tidak membawa pensil maupun penghapus, saya yakinkan dengan mencarinya lagi di dalam tas tetap tidak ada, ini smua karna saya terburu-buru pada saat berangkat ke sekolah, kemudian saya memberi isyarat pada Lani yang kebetulan menoleh kea rah saya,  di lihat dari jawabannya yang saya isyaratkan, dari tangangannya
“saya Cuma bawa satu, terlihat dari gerakan bibirnya lani sambl menunjukan pensil 2B ke arah saya. Saya semakin panik dan tiba-tiba
“ pake punya saya aja nih!!! Bisik Alma sambil menyodorkan pensil.
Hati terasa lega, dada yang tadinya terasa ingin meledak, sekarang terasa lega. Lima belas menit kemudian bu meli memerintahkan supaya kertas ulangannya di kumpulkan dikarnakan waktunya habis,  pada saat jam istirahat.
“Alma, makasih ya pensil dan penghapusnya, dan makasih juga ng anggap Caca sahabat Alma, tapi Caca penasaran kenapa Alma ga pernah sakit hati dengan omongan  Caca?
“ sama-sama Ca, ya kan sahabat itu yang faham dan saling membantu pada saat pada saat kita susah, dan pada saat kita senang pun kita harus berbagi akan hal itu, tidak hanya itu, seorang sahabat itu mengerti akan sifat buruk kita dan memaklumi jika sifat buruk itu terjadi pada kita,

Saya hanya tersenyum saat Alma berbicara hal itu. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar