Persahabatan
Caca dan Alma
Oleh: Andi Rustiandi
Nim: 2011070053
Natasha rizki itu namaku, sebutan saya sehari-hari
adalah caca, sekarang saya tinggal di kelas delapan tepat nya di SMPN 14
Tasikmalaya, saya satu bangku dengan Alma. Dari kelas tujuh kita sudah satu
kelas, duduknya pun selalu bersama, olehkarna itu Alma sudah tahu dengan sifat
saya dan juga sebaliknya sayapun mengetahui watak Alma.
Cuek , jutek!! Itu sebutan teman-teman ke saya, waktu itu pada saat elajaran
matematika, yapz! Itu adalah peajaran pavorit saya sejak kelas lima SD.saking
asyiknya mengerjakan matematikas saya menghiraukan alma yang bertanya pada
saya.
“ca, kalo rumus lingkaran itu seperti ini bukan?”
Tanyanya Alma pada saya yang sedng asyik mengerjakan soal matematika.
“ca, kaya gini bukan sih? Tanya kesel
“pikir aja sendiri! “ jawab saya dengan wajah sinis.
“ya allah Cuma nanya aja sampe sinis gitu jawabnya”
jawab Alma denga jengkel.
“lagian lagi saya belaja” jawab saya dengan sinis
“biasa aja kali caa! Jawab alma dengan kesal,
Saya kesal dengan omongan alma, lalu saya lanjutkan
belajar matematika sambil menahan emosi,. Setengah jam kemudian bel berbunyi
pertanda waktunya istirhat, saya duduk sambil mengharapkan ada yang mengajak
jajan,
“heh ca, ngelamun aja, jajan yu? Ajak lani ke saya.
“eh alah hayu! Jawab saya pada lani, saya
meninggalkan alma duduk sendiri di kelas.
Pada saat di kantin saya membeli air mineral dan
makan bakso,lani pun sama, pada saat saya makan bakso dengan lahapnya lali lani
bertamya .
“ca, tadi kamu sama alma cekcok ya? Taya lani
“ya biasalah, sahat tug a selalu lurus, pasti ada
tukungannya.” Jawab saya dengan wajah sedih
“emang masalahnya apa sih?” Tanya nya seperti wartawan,
“biasalaah, masalah kecil jadi gede’ jawa saya
singkat.
“OOOh” ucapan paham
Pulang dari sekolah alma dengan saya hanya berdiam,
tidak saling bertanya satu sama lain, teman yang berada di angkot pun heran,
karna biasanya saya dengan alma itu paling ramai, sedangkan sekarang hanya
berdiam.
“assalamualaikum,
ucap saya setibanya di rumah .
“waalaikumsalam” ganti baju dulu abis itu makan,
jawab ibu saya.
“iya, jawab saya dengan nurutnya. ,
Sesudah makan, saya duduk sambil main hape . tangan
saya sudah lihai memainkan hape sampai tertuju pada aplikasi facebook.
“mending facebookan aaah’ saya berbicara dalam hati.
Di facebook saya
melihat beranda, osan melihat beranda saya menulis status yang tadi
kejadian di kelas “ maafkan aku sahabat, aku hanya mahluk tuhan yag tidak
sempurna, jika saya ada salah-salah kata, tolong di maafkan” setelah itu saya
bagikan di beranda.
Keesokan harinya saya berangkat ke sekolah lebih
awal, sesampainya di depan kelas, saya berhenti
sejenak, saya melihat di dalam kelas taya sudah melihat Alma! Di sedang
merapihkan kerudungnya.
“aduuuuuh… gimana ini? Masuk gay a? saya jadi
bimbang, dan memutuskan untuk masuk kelas.
“assalamualaikum, eh ada Alma. Sudah lama? Sapa saya
dengan ramah.
“waalaikumsalam”
ia nih,, dari tadi say
amah.jawabnya ramah.
Setengah jam seterusnya kelas sudah mulai ramai, bel
pun sudah berbunyi pertanda sudah di mulai kegiatan belajar. Guru pun masuk
kelas dengan salam, lalu bertanya.
“apa kalian
sudah siap ulangan? Tanya guru
“ siap buu’ jawab kami dengan serentak
“Ya sudah keluarkan kertas selembar, buku bahasa sunda nya jangan lupa di
kumpulkan.. ucap bu guru
Pada saat saya ingin mempersiapkan alat tulis saya
tidak membawa pensil maupun penghapus, saya yakinkan dengan mencarinya lagi di
dalam tas tetap tidak ada, ini smua karna saya terburu-buru pada saat berangkat
ke sekolah, kemudian saya memberi isyarat pada Lani yang kebetulan menoleh kea
rah saya, di lihat dari jawabannya yang
saya isyaratkan, dari tangangannya
“saya Cuma bawa satu, terlihat dari gerakan bibirnya
lani sambl menunjukan pensil 2B ke arah saya. Saya semakin panik dan tiba-tiba
“ pake punya saya aja nih!!! Bisik Alma sambil
menyodorkan pensil.
Hati terasa lega, dada yang tadinya terasa ingin
meledak, sekarang terasa lega. Lima belas menit kemudian bu meli memerintahkan
supaya kertas ulangannya di kumpulkan dikarnakan waktunya habis, pada saat jam istirahat.
“Alma, makasih ya pensil dan penghapusnya, dan
makasih juga ng anggap Caca sahabat Alma, tapi Caca penasaran kenapa Alma ga
pernah sakit hati dengan omongan Caca?
“ sama-sama Ca, ya kan sahabat itu yang faham dan
saling membantu pada saat pada saat kita susah, dan pada saat kita senang pun
kita harus berbagi akan hal itu, tidak hanya itu, seorang sahabat itu mengerti
akan sifat buruk kita dan memaklumi jika sifat buruk itu terjadi pada kita,
Saya hanya tersenyum saat Alma berbicara hal itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar