Piala Untuk Yuni
“
Hai...Ayo kita main!.” Seru seorang anak mengajak Aska bermain. Aska yang
tersenyum dan membiarkan anak itu berlalu dengan bola sepak yang selalu ia
tendang-tendang. Aska adalah anak yang pendiam. Dia lebih senang bermain
di dalam rumah, baginya bermain di rumah akan lebih aman daripada bermain di
luar.
Pada
suatu hari ada seorang anak perempuan yang ingin menagajak Aska pergi bermain
di lapangan, namun dia dan Aska menolaknya dengan alasan hanya ingin bermain di
dalam rumah/ Tetapi anak perempuan itu tidak mau menyerah. Dia mengambil
segenggam tanah basah dan tanpa pikir panjang ia melemparkan tanah itu ke arah
Aska
“
Hai, kalau kamu berani kejar aku,!” tantang gadis itu. Aska yaang merasa
tertantang segera mengejar anak perempuan itu . akhirnya anak itu bisa mangajak
Aska keluar dari lingkungan rumahnya. Aska terus mengejar anak perempuan itu.
Dan tanpa sadar mereka telah tiba di lapangan desa. Di sana telah banyak
berkumpul anak-anak yang lainnya.
“Hai
Yun!, hebat kau bisa mengajak Aska kesini, bagaimana caranya?.” Tanya salah
seorang anak kepada Yuni. Dan anak perempuan yang ternyata bernama Yuni itu
hanya menjawab dengan senyuman.
“Aska
ayo main bola, anggap saja ini seperti pasukan mu di Game COC.” Ajak perempuan
itu. Matanya begitu berbinar, wajahnya yang manis dipenuhi dengan keceriaan.
Dan untuk pertama kalinya Aska mau bermain bersama dengan anak-anak
lainnya.
Setelah
lelah bermain, Aska dan anak-anak lainnyapun istirahat, dan hal baru yang Aska
alami ini ternyata lebih menyenangkan daripada bermain dengan permaianan
elektronik. Besoknya ia memutuskan untuk bermain lagi dengan anak
perempuan itu
Pagi
hari pun datang, Aska tidak sabar menunggu kedatangan Yuni. Tapi hari ini
tampaknya Yuni tidak akan datang. Ia akan pergi ke luar kota. Ayahnya dipindahkan
kerja keluar kota. Mau tidak mau, Yuni dan keluarganya harus ikut pergi. Aska
yang mendengar berita itu segera pergi kerumah Yuni yang tidak jauh dari
rumahnya. tetapi ketika ia sampai di rumah Yuni, tidak ada seorangpun di sana.
Ketika Aska akan pergi, datang seorang wanita paruh baya memberikan sepucuk
surat.
Untuk temanku Aska,..
Maaf sebelumnya tidak memberitahukan
kepergian ku yang mendadak ini. Aku akan pergi ke surabaya karena ayah ku di
tugaskan di sana. Aku berharap kita bisa bertemu suatu saat nanti. Dan aku
berharap kamu bisa menjadi pemain Timnas suatu saat nanti. Karena aku selalu
suka anak yang mahir bermain sepak bola. Jaga dirimu baik-baik.
Yuni
Semenjak
mendapat surat itu, Aska berlatih keras dan ia pun masuk dalam SKUAT Timnas
U-19, ini adalah pertandingan
yang menentukan bagi Timnas Indonesia. Tim garuda akan berhadapan dengan
pasukan negeri ginseng dalam final piala AFC U-19.
Setelah
lagu kebangsaan masing-masing dinyanyikan dengan suara yang lantang,
pertandinganpun di mulai. Tim Korea memimpin terlebih dahulu, setelah pada
menit ke-45 mereka berhasil membobol gawang Timnas. Babak kedua dimulai, Timnas
menyamakan kedudukan, setelah menit ke- 67 Aska berhasil mencetak gol.
Pada lima belas menit peluit akhir ditiup kedua tim saling jual beli serangan.
Dan akhirnya pada menit ke -90 lagi-lagi Aska berhasil mencetak gol kemenangan.
Indonesiapun menjadi juara dan Aska di nobatkan sebagai pemain terbaik. Dan
saat sesi wawancara, Aska mengucap satu kata yang telah lama Ia pendam.
“Yuni terimakasih, ini untukmu.” Begitu ucapnya.
Yuni
yang melihat dari layar kaca barsyukur, akkhirnya Aska dapat mengharumkan nama
Indonesia di kawasan Asia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar