Selasa, 10 Februari 2015

Jammaad Ramadhon (Cerpen UAS)


Piala Untuk Yuni

“ Hai...Ayo kita main!.” Seru seorang anak mengajak Aska bermain. Aska yang tersenyum dan membiarkan anak itu berlalu dengan bola sepak yang selalu ia tendang-tendang. Aska adalah anak yang pendiam.  Dia lebih senang bermain di dalam rumah, baginya bermain di rumah akan lebih aman daripada bermain di luar.
Pada suatu hari ada seorang anak perempuan yang ingin menagajak Aska pergi bermain di lapangan, namun dia dan Aska menolaknya dengan alasan hanya ingin bermain di dalam rumah/ Tetapi anak perempuan itu tidak mau menyerah. Dia mengambil segenggam tanah basah dan tanpa pikir panjang ia melemparkan tanah itu ke arah Aska
“ Hai, kalau kamu berani kejar aku,!” tantang gadis itu. Aska yaang merasa tertantang segera mengejar anak perempuan itu . akhirnya anak itu bisa mangajak Aska keluar dari lingkungan rumahnya. Aska terus mengejar anak perempuan itu. Dan tanpa sadar mereka telah tiba di lapangan desa. Di sana telah banyak berkumpul anak-anak yang lainnya.
“Hai Yun!, hebat kau bisa mengajak Aska kesini, bagaimana caranya?.” Tanya salah seorang anak kepada Yuni. Dan anak perempuan yang ternyata bernama Yuni itu hanya menjawab dengan senyuman.
“Aska ayo main bola, anggap saja ini seperti pasukan mu di Game COC.” Ajak perempuan itu. Matanya begitu berbinar, wajahnya yang manis dipenuhi dengan keceriaan. Dan untuk pertama kalinya Aska mau bermain bersama dengan  anak-anak lainnya.
Setelah lelah bermain, Aska dan anak-anak lainnyapun istirahat, dan hal baru yang Aska alami ini ternyata lebih menyenangkan daripada bermain dengan permaianan elektronik. Besoknya ia memutuskan untuk  bermain lagi dengan anak perempuan itu
Pagi hari pun datang, Aska tidak sabar menunggu kedatangan Yuni. Tapi hari ini tampaknya Yuni tidak akan datang. Ia akan pergi ke luar kota. Ayahnya dipindahkan kerja keluar kota. Mau tidak mau, Yuni dan keluarganya harus ikut pergi. Aska yang mendengar berita itu segera pergi kerumah Yuni yang tidak jauh dari rumahnya. tetapi ketika ia sampai di rumah Yuni, tidak ada seorangpun di sana. Ketika Aska akan pergi, datang seorang wanita paruh baya memberikan sepucuk surat.

 Untuk temanku Aska,..
Maaf sebelumnya tidak memberitahukan kepergian ku yang mendadak ini. Aku akan pergi ke surabaya karena ayah ku di tugaskan di sana. Aku berharap kita bisa bertemu suatu saat nanti. Dan aku berharap kamu bisa menjadi pemain Timnas suatu saat nanti. Karena aku selalu suka anak yang mahir bermain sepak bola. Jaga dirimu baik-baik.
Yuni
                                                                                                                        
Semenjak mendapat surat itu, Aska berlatih keras dan ia pun masuk dalam SKUAT Timnas U-19,  ini adalah pertandingan yang menentukan bagi Timnas Indonesia. Tim garuda akan berhadapan dengan pasukan negeri ginseng dalam final piala AFC U-19.
Setelah lagu kebangsaan masing-masing dinyanyikan dengan suara yang lantang, pertandinganpun di mulai. Tim Korea memimpin terlebih dahulu, setelah pada menit ke-45 mereka berhasil membobol gawang Timnas. Babak kedua dimulai, Timnas menyamakan kedudukan, setelah menit ke- 67  Aska berhasil mencetak gol. Pada lima belas menit peluit akhir ditiup kedua tim saling jual beli serangan. Dan akhirnya pada menit ke -90 lagi-lagi Aska berhasil mencetak gol kemenangan. Indonesiapun menjadi juara dan Aska di nobatkan sebagai pemain terbaik. Dan saat sesi wawancara, Aska mengucap satu kata yang telah lama Ia pendam.
“Yuni terimakasih, ini untukmu.” Begitu ucapnya.
Yuni yang melihat dari layar kaca barsyukur, akkhirnya Aska dapat mengharumkan nama Indonesia di kawasan Asia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar